Sunday, March 30, 2014
Agar BBM Lebih Hemat Koq Ganti Oli Dipercepat
Sudah hampir sebulan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Setiap pengendara pasti telah merasakan pengaruhnya terhadap pengeluaran. Jurus-jurus menghemat pun sudah mulai diterapkan. Tapi, jangan pernah meniru jurus yang satu ini: demi menekan pengeluaran, ganti oli dilakukan lebih jarang. Meskipun odometer menunjukkan jarak yang ditempuh mobil sudah jauh, oli tak kunjung diganti.
Pengeluaran untuk ganti oli memang bisa ditekan, tapi efek keseluruhan mungkin akan lebih boros. Jika oli yang sudah kurang bagus namun tetap dipaksa bekerja, komponen-komponen yang semestinya dilumasi akan mudah aus. Piston, ring piston atau katup-katup tidak mengalami pelumasan yang baik sehingga mengalami kerusakan. Efek lainnya, konsumsi oli pun lebih boros karena jika silinder baret, oli akan ikut terbakar yang ditandai dengan keluarnya asap putih tebal di ujung knalpot.
Meskipun BBM naik, jangan menghemat pengeluaran dengan cara memperpanjang masa penggantian oli. Jika kualitas oli sudah buruk segera ganti dengan yang baru. Indikator penggantian cairan ini biasanya adalah angka-angka di odometer yang menunjukkan seberapa jauh jarak yang telah ditempuh mobil.
Bahkan, khusus kepada pengendara yang sehari-hari berkendara di lalulintas macet kami menyarankan agar penggantian oli tidak semata-mata bersandar pada angka di odometer. Ada baiknya penggantian oli dipercepat dari ketentuan angka km di odometer. Sebab, saat mobil terjebak kemacetan, angka odometer pasti tidak bertambah. Sementara, mesin terus bekerja. Artinya oli tak henti-henti melumasi komponen-komponen logam yang saling bersinggungan meskipun mobil tidak berjalan.
Saran kami, bagi yang sering mengalami kemacetan, indikator selain odometer yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan harus mengganti oli adalah dengan mendengarkan suara mesin. Jika terasa lebih kasar, pertanda kualitas oli sudah buruk. Oli yang sudah harus diganti juga ditandai dengan menurunnya performa mesin.
Kaitan kualitas oli dan penghematan tidak hanya dapat mengurangi pengeluaran biaya perbaikan atau penggantian komponen-komponen yang aus. Oli yang berkualitas baik dalam melumasi akan memperingan gesekan di antara logam-logam saat mesin bekerja. Sebaliknya, oli yang buruk akan memperberat gesekan. Nah, gesekan berat yang mengakibatkan putaran mesin lebih berat inilah yang otomatis membuat konsumsi bbm lebih boros. (Source:AstraWorld)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.